Kamis, 01 Oktober 2015

AMAZING TRAVELLING




WOW.....AMAZING TRAVELLING, ALLAHU AKBAR....indahnya lukisan dunia. Rasa takjub atas KebesaranNYA , panorama yang indah dipandang mata . Dataran tinggi Dieng  menyuguhkan banyak keindahan dan proses alam yang luar biasa.
Ditengah rutinitas , ada dimana aku merasakan kejenuhan. Dan refresing merupakan sebuah kebutuhan. Sabtu sebelum aku berangkat  kantor, tiba – tiba ide muncul untuk melakukan perjalanan wisata ke Dieng bersama keluarga. Alhamdulillah rencanaku disambut gembira oleh anak – anak dan suami. Deal dah...kami berangkat tanggal 27 September 2015 jam 03.00 .

Dini hari yang sejuk kami meluncur meninggalkan kota Solo dengan hati yang gembira .Menuju tujuan pertama yaitu masjid atau mushola untuk jama’ah subuh. Kami pun singgah di SPBU Prambanan .
Selepas sholat subuh perjalananpun berlanjut. Dengan mengambil jalur yang lewat Yogyakarta , Magelang, Temanggung , Wonosobo trus Dieng. Memasuki kota Yogyakarta saat melintas di ring road yang menuju ke Purworejo tiba – tiba ban mobil kami kempes. Karena masih pagi belum ada tukang tambal yang buka lagian pas hari libur juga. Ya..sudah deh supertim pun beraksi. Dengan dongkrak dan peralatan yang dibawa ban mobil diganti dengan ban serep. Alhamdulillah masalah teratasi. Lanjut...lets go....

Karena suami khawatir dengan ban yang serep tadi, tujuan kedua adalah cari toko ban biar tenang dijalan . Tepatnya dibelokan sudut kota Yogya ada toko ban yang buka, belilah 1 ban baru.
Dengan ban baru hati tenang , pikiran pun kembali fress lanjut next destination. Sampailah kita di alun – alun Temanggung untuk sarapan dan menikmati suasana pagi di Temanggung. Ada nasi gudeg dan srabi juruh (juruh = air gula jawa) emmm .....nyami.
Perut keyang ...penumpang nyaman....come on let go...to Dieng...Bismillah..

Akupun mulai hidupkan GPS untuk memandu kami di perjalanan. Dengan mengandalkan petunjuk dari GPS entah kenapa tiba – tiba kami melintas di jalanan yang sepi menanjak dan sempit. Hati makin ragu bahwa jalan itu bukan jalan utama menuju negeri atas awan dataran tinggi Dieng. Aku temui seorang petani yang kebetulan melintas , petani itupun menunjukkan jalan yang sama untuk menuju ke puncak Dieng. Kami pun teruskan telusuri jalan yang semakin bergelombang , berkelok tajam, naik turun dan banyak lobang. Bener – bener petualangan yang menguras adrenalin. Akhirnya ketemu pertigaan yang besar yang menghubungkan jalan utama dengan jalan yang kami lewati, naik ,,,,naik....naik....wow.....semakin tinggi, dingin dan viewnya semakin indah. Bener – bener kami masuk di negeri atas awan .

Sampailah kita ditujuan utama Candi Arjuna, candi Setiaki,candi Gatutkaca, sebuah plataran candi dengan panorama alam yang bisa kita nikmati diketinggian . Sebuah tempat yang nyaman untuk melepas lelah setelah menumpuh perjalanan yang cukup panjang kurang lebih 5 jam dari Solo. Untuk masuk ke area candi cukup dengan bayar tiket Rp.10.000/orang.

Lanjut ke tujuan berikutnya Kawah si kidang , sebuah tempat yang cukup luas dengan kawah putih yang aktif , tentunya bau belerang yang menyengat menjadi satu paket wisata kawah. Untuk masuk ke lokasi kawah sangat disarankan memakai  masker.

Next destination adalah telaga warna dan telaga pengilon.  Tiket masuk Rp.7.500/orang . Karena kemarau yang panjang , air telagapun kering. Jalan setapak yang menghubungkan telaga warna dan telaga pengilon membentuk sebuah lorong dengan batang batang pohon yang menjuntai kebawah.

3 lokasi yang kami kunjungi berasa masih kurang puas, tapi waktu sudah menunjukkan pukul 13,00 padahal masih ada pemandian air panas yang menjadi tujuan berikutnya.
Untuk menuju ke pemandian air panas jalannyapun penuh dengan belokan dan tanjakan yang curam, belum sampai lokasi karena waktu semakin siang menjelang sore , kami putuskan untuk segera balik menuju arah pulang. Sebelum meninggalkan kota Wonosobo , kami mampir beli oleh – oleh buah carica yang menjadi khas minuman / manisan dari Dieng. Tak lupa kami mampir juga untuk menikmati mie ongklok makanan khas wonosobo. Untuk mendapatkan 1 porsi mie ongklok cukup dengan membayar Rp.12.000.

Mengandalkan GPS perjalanan pulang di mulai dari wonosobo menuju Solo, Bismillah..
Lagi lagi ketemu jalan yang sepi , hutan belantara, gelap dan tak ada peradapan . serem dah pokoknya. Padahal jam tanganku masih menunjukkan pukul 17.00 udah berasa tengah malam saking gelapnya . Signal GPS pun ilang , kami seperti berada ditempat asing alias keblasuk.

Sepanjang perjalanan tak lepas doa slalu terucap , ada rasa takut, kawatir, panik campur aduk sulit untuk diungkapkan. Alhamdulillah sampailah kami di persimpangan jalan menuju kota Purworejo, untuk memastikan posisi dan jalan menuju Solo , singgahlah untuk Ishoma di SPBU Purworejo.

Dari situ kami mulai lega untuk melanjutkan pulang. Pukul  22.30 kami masuk Solo dan mampir untuk makan malam sebagai penutup perjalanan wisata kami kali ini.

Saran bagi pembaca yang mau melakukan perjalanan :
1.       Cek Mobil / kendaraan yang akan kita pakai saat mau melakukan perjalanan .
2.       Siapkan fisik, bekal dan perlengkapan juga P3K
3.       Berangkat lebih pagi
4.       Pelajari dulu medan dan rute
5.       Jangan lupa selalu berdoa dan berhenti di waktu sholat untuk berjamaah.
Semoga cerita dan pengalamanku ini bisa diambil pelajaran dan manfaatnya, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk menyimak.
Salam....

Solo, 1 Oktober 2015