WOW.....AMAZING
TRAVELLING, ALLAHU AKBAR....indahnya lukisan dunia. Rasa takjub atas
KebesaranNYA , panorama yang indah dipandang mata . Dataran tinggi Dieng menyuguhkan banyak keindahan dan proses alam
yang luar biasa.
Ditengah
rutinitas , ada dimana aku merasakan kejenuhan. Dan refresing merupakan sebuah
kebutuhan. Sabtu sebelum aku berangkat
kantor, tiba – tiba ide muncul untuk melakukan perjalanan wisata ke
Dieng bersama keluarga. Alhamdulillah rencanaku disambut gembira oleh anak –
anak dan suami. Deal dah...kami berangkat tanggal 27 September 2015 jam 03.00 .
Dini
hari yang sejuk kami meluncur meninggalkan kota Solo dengan hati yang gembira .Menuju
tujuan pertama yaitu masjid atau mushola untuk jama’ah subuh. Kami pun singgah
di SPBU Prambanan .
Selepas
sholat subuh perjalananpun berlanjut. Dengan mengambil jalur yang lewat
Yogyakarta , Magelang, Temanggung , Wonosobo trus Dieng. Memasuki kota
Yogyakarta saat melintas di ring road yang menuju ke Purworejo tiba – tiba ban
mobil kami kempes. Karena masih pagi belum ada tukang tambal yang buka lagian
pas hari libur juga. Ya..sudah deh supertim pun beraksi. Dengan dongkrak dan
peralatan yang dibawa ban mobil diganti dengan ban serep. Alhamdulillah masalah
teratasi. Lanjut...lets go....
Karena
suami khawatir dengan ban yang serep tadi, tujuan kedua adalah cari toko ban
biar tenang dijalan . Tepatnya dibelokan sudut kota Yogya ada toko ban yang
buka, belilah 1 ban baru.
Dengan
ban baru hati tenang , pikiran pun kembali fress lanjut next destination.
Sampailah kita di alun – alun Temanggung untuk sarapan dan menikmati suasana
pagi di Temanggung. Ada nasi gudeg dan srabi juruh (juruh = air gula jawa) emmm
.....nyami.
Perut
keyang ...penumpang nyaman....come on let go...to Dieng...Bismillah..
Akupun
mulai hidupkan GPS untuk memandu kami di perjalanan. Dengan mengandalkan
petunjuk dari GPS entah kenapa tiba – tiba kami melintas di jalanan yang sepi
menanjak dan sempit. Hati makin ragu bahwa jalan itu bukan jalan utama menuju
negeri atas awan dataran tinggi Dieng. Aku temui seorang petani yang kebetulan
melintas , petani itupun menunjukkan jalan yang sama untuk menuju ke puncak
Dieng. Kami pun teruskan telusuri jalan yang semakin bergelombang , berkelok
tajam, naik turun dan banyak lobang. Bener – bener petualangan yang menguras
adrenalin. Akhirnya ketemu pertigaan yang besar yang menghubungkan jalan utama
dengan jalan yang kami lewati, naik ,,,,naik....naik....wow.....semakin tinggi,
dingin dan viewnya semakin indah. Bener – bener kami masuk di negeri atas awan
.
Sampailah
kita ditujuan utama Candi Arjuna, candi Setiaki,candi Gatutkaca, sebuah
plataran candi dengan panorama alam yang bisa kita nikmati diketinggian .
Sebuah tempat yang nyaman untuk melepas lelah setelah menumpuh perjalanan yang
cukup panjang kurang lebih 5 jam dari Solo. Untuk masuk ke area candi cukup
dengan bayar tiket Rp.10.000/orang.
Lanjut
ke tujuan berikutnya Kawah si kidang , sebuah tempat yang cukup luas dengan
kawah putih yang aktif , tentunya bau belerang yang menyengat menjadi satu
paket wisata kawah. Untuk masuk ke lokasi kawah sangat disarankan memakai masker.
Next
destination adalah telaga warna dan telaga pengilon. Tiket masuk Rp.7.500/orang . Karena kemarau
yang panjang , air telagapun kering. Jalan setapak yang menghubungkan telaga
warna dan telaga pengilon membentuk sebuah lorong dengan batang batang pohon
yang menjuntai kebawah.
3
lokasi yang kami kunjungi berasa masih kurang puas, tapi waktu sudah
menunjukkan pukul 13,00 padahal masih ada pemandian air panas yang menjadi
tujuan berikutnya.
Untuk
menuju ke pemandian air panas jalannyapun penuh dengan belokan dan tanjakan
yang curam, belum sampai lokasi karena waktu semakin siang menjelang sore ,
kami putuskan untuk segera balik menuju arah pulang. Sebelum meninggalkan kota
Wonosobo , kami mampir beli oleh – oleh buah carica yang menjadi khas minuman /
manisan dari Dieng. Tak lupa kami mampir juga untuk menikmati mie ongklok
makanan khas wonosobo. Untuk mendapatkan 1 porsi mie ongklok cukup dengan
membayar Rp.12.000.
Mengandalkan
GPS perjalanan pulang di mulai dari wonosobo menuju Solo, Bismillah..
Lagi
lagi ketemu jalan yang sepi , hutan belantara, gelap dan tak ada peradapan .
serem dah pokoknya. Padahal jam tanganku masih menunjukkan pukul 17.00 udah
berasa tengah malam saking gelapnya . Signal GPS pun ilang , kami seperti
berada ditempat asing alias keblasuk.
Sepanjang
perjalanan tak lepas doa slalu terucap , ada rasa takut, kawatir, panik campur
aduk sulit untuk diungkapkan. Alhamdulillah sampailah kami di persimpangan
jalan menuju kota Purworejo, untuk memastikan posisi dan jalan menuju Solo ,
singgahlah untuk Ishoma di SPBU Purworejo.
Dari
situ kami mulai lega untuk melanjutkan pulang. Pukul 22.30 kami masuk Solo dan mampir untuk makan
malam sebagai penutup perjalanan wisata kami kali ini.
Saran
bagi pembaca yang mau melakukan perjalanan :
1. Cek Mobil / kendaraan yang akan kita pakai
saat mau melakukan perjalanan .
2.
Siapkan
fisik, bekal dan perlengkapan juga P3K
3.
Berangkat
lebih pagi
4.
Pelajari
dulu medan dan rute
5.
Jangan lupa
selalu berdoa dan berhenti di waktu sholat untuk berjamaah.
Semoga cerita dan pengalamanku ini bisa
diambil pelajaran dan manfaatnya, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk
menyimak.
Salam....
Solo,
1 Oktober 2015