Senin, 21 Desember 2015

KULINER



KOLAK KETAN ANEKA TOPING
Oleh : Yuni Astuti

Menikmati kuliner kota Solo yang satu ini sedikit unik dan menarik. Karena semua makanan tersaji dengan alat makan dari gerabah. Dan menunya pun lain dari yang lain, Ini ni reportasenya.
Solo yang terkenal juga dengan kota kuliner selalu berinovasi menyuguhkan hidangan dengan cita rasa jawa .Mulai dari srabi, selat, timlo,nasi liwet, aneka wedang dan masih banyak lagi yang khas . Tapi ada yang beda dengan yang satu ini.
Di sebuah gang di daerah Kratonan Solo ada sebuah  warung dengan titel “Nasi Kalong” . sebuah bangunan kuno model joglo yang masih orisinil menjadi tempat makan yang njawani apalagi dengan diiringi lagu – lagu keroncong wis pokoke Solo banget.
Nah....begitu masuk akan kita jumpai meja panjang dengan aneka menu prasmanan , ada oseng, gudeg, lodeh dengan lauk pauk yang komplit plus sambel mentah yang bikin tambah berselera. Tiba – tiba ada menu yang menarik perhatianku. Sajian ketan dengan aneka toping. Kata penjualnya namanya kolak ketan , mmmm.....ini ni kesukaanku, pesen dah...1 porsinya 15 ribu.  Eh...iya , nasi kalong disini ternyata nasi beras merah . Akhirnya aku ambil nasi kalong dengan sayur dan lauk , dengan menu pnutup kolak ketan minumnya wedang beras kencur.

Minggu, 15 November 2015

PANTAI GUNUNG KIDUL



PANTAI GUNUNG KIDUL
Oleh : Yuni Astuti
Mereka berhak atas waktuku . menikmati liburan bersama keluarga merupakan kebutuhan yang harus di agendakan. Minggu pagi yang cerah tepatnya pada tanggal 8 Nopember 2015, kami berlibur ke Pantai Gunung Kidul.
Banyak yang sudah kesana dan cerita , bagus loh..., indah loh...wis pokoke apik tenan ....Dari cerita mereka jadi pengen deh.....Kami berangkat dari rumah jam 05.30 meluncur menuju kota gudeg Yogyakarta. Karena Mas Ihza pengen muter- muter di kampus UGM.
Seperti biasa setiap hari Minggu di UGM di pakai untuk car free day. Jadi kami memutar melewati gedung induk . Ahayyy.....ada gudeg Yogya di pojok bunderan UGM, kamipun mampir untuk sarapan Gudeg Asli Yogyakarta....emmmm......sedap...mantab....
Nasi gudeg ceker dengan telur dan kuah areh yang legit benar – benar telah membuat sarapan kami spesial.
Kami pun melanjutkan perjalanan menuju tujuan utama yaitu Pantai Nglambor Gunung Kidul.

Kamis, 01 Oktober 2015

AMAZING TRAVELLING




WOW.....AMAZING TRAVELLING, ALLAHU AKBAR....indahnya lukisan dunia. Rasa takjub atas KebesaranNYA , panorama yang indah dipandang mata . Dataran tinggi Dieng  menyuguhkan banyak keindahan dan proses alam yang luar biasa.
Ditengah rutinitas , ada dimana aku merasakan kejenuhan. Dan refresing merupakan sebuah kebutuhan. Sabtu sebelum aku berangkat  kantor, tiba – tiba ide muncul untuk melakukan perjalanan wisata ke Dieng bersama keluarga. Alhamdulillah rencanaku disambut gembira oleh anak – anak dan suami. Deal dah...kami berangkat tanggal 27 September 2015 jam 03.00 .

Dini hari yang sejuk kami meluncur meninggalkan kota Solo dengan hati yang gembira .Menuju tujuan pertama yaitu masjid atau mushola untuk jama’ah subuh. Kami pun singgah di SPBU Prambanan .
Selepas sholat subuh perjalananpun berlanjut. Dengan mengambil jalur yang lewat Yogyakarta , Magelang, Temanggung , Wonosobo trus Dieng. Memasuki kota Yogyakarta saat melintas di ring road yang menuju ke Purworejo tiba – tiba ban mobil kami kempes. Karena masih pagi belum ada tukang tambal yang buka lagian pas hari libur juga. Ya..sudah deh supertim pun beraksi. Dengan dongkrak dan peralatan yang dibawa ban mobil diganti dengan ban serep. Alhamdulillah masalah teratasi. Lanjut...lets go....

Karena suami khawatir dengan ban yang serep tadi, tujuan kedua adalah cari toko ban biar tenang dijalan . Tepatnya dibelokan sudut kota Yogya ada toko ban yang buka, belilah 1 ban baru.
Dengan ban baru hati tenang , pikiran pun kembali fress lanjut next destination. Sampailah kita di alun – alun Temanggung untuk sarapan dan menikmati suasana pagi di Temanggung. Ada nasi gudeg dan srabi juruh (juruh = air gula jawa) emmm .....nyami.
Perut keyang ...penumpang nyaman....come on let go...to Dieng...Bismillah..

Akupun mulai hidupkan GPS untuk memandu kami di perjalanan. Dengan mengandalkan petunjuk dari GPS entah kenapa tiba – tiba kami melintas di jalanan yang sepi menanjak dan sempit. Hati makin ragu bahwa jalan itu bukan jalan utama menuju negeri atas awan dataran tinggi Dieng. Aku temui seorang petani yang kebetulan melintas , petani itupun menunjukkan jalan yang sama untuk menuju ke puncak Dieng. Kami pun teruskan telusuri jalan yang semakin bergelombang , berkelok tajam, naik turun dan banyak lobang. Bener – bener petualangan yang menguras adrenalin. Akhirnya ketemu pertigaan yang besar yang menghubungkan jalan utama dengan jalan yang kami lewati, naik ,,,,naik....naik....wow.....semakin tinggi, dingin dan viewnya semakin indah. Bener – bener kami masuk di negeri atas awan .

Sampailah kita ditujuan utama Candi Arjuna, candi Setiaki,candi Gatutkaca, sebuah plataran candi dengan panorama alam yang bisa kita nikmati diketinggian . Sebuah tempat yang nyaman untuk melepas lelah setelah menumpuh perjalanan yang cukup panjang kurang lebih 5 jam dari Solo. Untuk masuk ke area candi cukup dengan bayar tiket Rp.10.000/orang.

Lanjut ke tujuan berikutnya Kawah si kidang , sebuah tempat yang cukup luas dengan kawah putih yang aktif , tentunya bau belerang yang menyengat menjadi satu paket wisata kawah. Untuk masuk ke lokasi kawah sangat disarankan memakai  masker.

Next destination adalah telaga warna dan telaga pengilon.  Tiket masuk Rp.7.500/orang . Karena kemarau yang panjang , air telagapun kering. Jalan setapak yang menghubungkan telaga warna dan telaga pengilon membentuk sebuah lorong dengan batang batang pohon yang menjuntai kebawah.

3 lokasi yang kami kunjungi berasa masih kurang puas, tapi waktu sudah menunjukkan pukul 13,00 padahal masih ada pemandian air panas yang menjadi tujuan berikutnya.
Untuk menuju ke pemandian air panas jalannyapun penuh dengan belokan dan tanjakan yang curam, belum sampai lokasi karena waktu semakin siang menjelang sore , kami putuskan untuk segera balik menuju arah pulang. Sebelum meninggalkan kota Wonosobo , kami mampir beli oleh – oleh buah carica yang menjadi khas minuman / manisan dari Dieng. Tak lupa kami mampir juga untuk menikmati mie ongklok makanan khas wonosobo. Untuk mendapatkan 1 porsi mie ongklok cukup dengan membayar Rp.12.000.

Mengandalkan GPS perjalanan pulang di mulai dari wonosobo menuju Solo, Bismillah..
Lagi lagi ketemu jalan yang sepi , hutan belantara, gelap dan tak ada peradapan . serem dah pokoknya. Padahal jam tanganku masih menunjukkan pukul 17.00 udah berasa tengah malam saking gelapnya . Signal GPS pun ilang , kami seperti berada ditempat asing alias keblasuk.

Sepanjang perjalanan tak lepas doa slalu terucap , ada rasa takut, kawatir, panik campur aduk sulit untuk diungkapkan. Alhamdulillah sampailah kami di persimpangan jalan menuju kota Purworejo, untuk memastikan posisi dan jalan menuju Solo , singgahlah untuk Ishoma di SPBU Purworejo.

Dari situ kami mulai lega untuk melanjutkan pulang. Pukul  22.30 kami masuk Solo dan mampir untuk makan malam sebagai penutup perjalanan wisata kami kali ini.

Saran bagi pembaca yang mau melakukan perjalanan :
1.       Cek Mobil / kendaraan yang akan kita pakai saat mau melakukan perjalanan .
2.       Siapkan fisik, bekal dan perlengkapan juga P3K
3.       Berangkat lebih pagi
4.       Pelajari dulu medan dan rute
5.       Jangan lupa selalu berdoa dan berhenti di waktu sholat untuk berjamaah.
Semoga cerita dan pengalamanku ini bisa diambil pelajaran dan manfaatnya, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk menyimak.
Salam....

Solo, 1 Oktober 2015

Rabu, 30 September 2015

AMAZING TRAVELLING






WOW.....AMAZING TRAVELLING, ALLAHU AKBAR....indahnya lukisan dunia. Rasa takjub atas KebesaranNYA , panorama yang indah dipandang mata . Dataran tinggi Dieng  menyuguhkan banyak keindahan dan proses alam yang luar biasa.

Senin, 14 September 2015

SURAT UNTUK INDONESIA



TANAH TUMPAH DARAH
Oleh : Yuni Astuti

Bumiku tempat tumpah darahku Indonesia
Ibu pertiwi yang kucinta dimana aku dilahirkan dan dibesarkan
Aku bangga menjadi anak bangsa
Bangsa Indonesia.

Hijau tanah airku , hamparan pegunungan dengan panorama indah dipandang mata.
Betapa kayanya sumber alam yang terkandung di dalamnya.
Tak lepas dari alamnya yang cantik dan menawan juga beragam budaya , adat istiadat dan aneka kuliner lengkap tersaji di bumi Nusantara.

Banyak turis dari dalam dan luar negeri singgah dan berkunjung di Indonesia.
Dunia telah mengakui , bahwa Indonesia salah satu menjadi tujuan wisata.
Setiap daerah , menyuguhkan berbagai sajian budaya yang mempunyai ciri khas dan daya tarik tersendiri.

Aku sebagai salah satu anak negeri ini, ingin berpartisipasi dengan karya .
Ini wujud nyataku untuk tanah tumpah darahku Indonesia.
Maju terus Negeriku
Jayalah Bangsaku
Tanah Airku
Tanah Tumpah Darahku
Indonesia.

Solo, 17 Agustus 2015





Rabu, 12 Agustus 2015

PUISI PENYEMANGAT



SELAMAT PAGI DUNIA
Oleh : Yuni Astuti

Udara pagi yang sejuk...segar
Menetes air dari pucuk daun
Bau tanah basah, menambah asri suasana pagi
Sang fajar mulai menyingsing
Menghangatkan cakrawala
Warna kemerahan menyeruak dari ufuk timur
Tanda  hari dimulai

Lembaran baru kisah kehidupan siap dilukis
Siapakah yang berperan ?
Peran apa yang akan kita lakonkan?
Hai....manusia....
Siapkan pagimu untuk menapaki hidup dengan penuh semangat
Karena pagimu akan menentukan siang dan soremu

Gores tinta emas kehidupan
Katakan pada dunia....harimu indah
Sampaikan rasa syukurmu pada Sang Pencipta
Nikmat pagi, nikmat hidup yang telah diberikanNYA
Selamat pagi dunia..

Selasa, 24 Maret 2015

MERAJUT MIMPI DARI NEGERI GINGSENG



MERAJUT MIMPI DARI NEGERI GINGSENG
Oleh : Yuni Astuti

Seperti biasa jam – jam segini, pukul 20.00 WIB, aku tunggu telpon dari temanku yang sedang bekerja di Korea. Kedekatan kami sudah seperti saudara. Aku mengenalnya lewat teman yang ada di Indonesia.  Iya..Santi menceritakan tentang aku pada sahabatnya Ria yang sedang bekerja di Korea. Dari situ Ria meminta pertemanan denganku lewat media sosial, jadilah kita berteman, bersahabat dan akhirnya bersaudara. Kami belum pernah bertemu secara langsung tapi hati kami ternyata lebih dulu berjabat walau dipisahkan oleh lautan yang luas. Aku di Indonesia dan Ria di Korea. Dengan seringnya kita komunikasi berasa seperti adik dan  kakak.

Tit ...tut...tit..tut, tuh kan, telepon dengan kode negara +82...dari Ria. “Assalamu’alaikum Bun..”seperti itu kebiasaan Ria membuka pembicaraan. “Apa kabar Ria?” seperti yang Bunda dengar, kalau suaraku ceria berarti aku lagi bahagia kan..?” Lagi musim apa disana?” Disini masih salju Bunda.  Sambil mendengarkan suara Ria yang bercerita tentang musim di sana. Aku bayangkan betapa bahagianya bermain salju dengan teman – teman yang berbeda negara.

Tapi ...siapa tahu, sebesar apa perjuangan Ria di Korea untuk bekerja dengan jam kerja yang panjang dan jauh dari keluarga . Aku belajar banyak dari semangatnya yang luar biasa. Ria bekerja di Korea untuk mewujudkan mimpinya melanjutkan kuliah di fakultas kedokteran, sekembalinya dari Korea. Karena untuk kuliah jurusan kedokteran butuh biaya yang tidak sedikit, itulah yang membuat Ria rela jauh dari sanak keluarganya.

Malam makin larut...bayangan tentang Ria di Negeri Gingseng masih menari – nari di pelupuk mata.“Selamat beristirahat ...susun tenaga dan semangat untuk meraih mimpimu Ria” pesan lewat whatsapp kukirim untuknya. Akupun mulai merebahan tubuhku dengan menetralkan pikiran dan semua aktivitas. Doa sebelum tidur menemani malamku.

Bunda....., terdengar suara Santi memanggilku . Santi dan Ria adalah sahabat dari kecil di pesantren dan mereka mengenalku kira – kira setahun yang lalu. Santi adalah anak pemilik toko herbal yang tak jauh dari rumahku. Karena aku salah satu pelanggan di toko Abinya, selain Santi aku juga mengenal keluarganya. Gadis yang periang ini sering menyapaku saat aku mampir ke toko, terpaut umur yang lumayan banyak denganku tidak menghalanginya untuk berteman. Kamipun dekat dan sudah seperti saudara dengan keluarga Santi.

“Mau kemana Santi?” tanyaku saat melihat santi sudah berada diatas motor. “Mau ke pasar bun “. Eh..iya Bunda, apa semalem Ria telpon?” katanya dia mau pulang ya bun..?” . Gadis manis yang didepanku ini memang terkenal ramah dan supel. “Bunda belum tahu tentang kabar itu,  semalam Ria tidak cerita”. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan Santi dariku. Itu sekilas kutangkap dari caranya bertanya dan memandangku. Ok..Bunda aku ke pasar dulu ya..Assalamu’alaikum” . “Walaikumussalam”.

Seperti biasanya aktivitas pagiku setelah bersih- bersih rumah dan menyiapkan sarapan. Suami dan anak – anak pergi menjalankan aktivitas masing – masing. Dan akupun mulai membuka laptop untuk melanjutkan tulisan yang akan kukirim ke majalah. Ada satu pesan email masuk, ternyata dari Ria. Tak biasanya Ria mengirim pesan lewat email, “ah...mungkin Ria lagi pengen nulis, kataku dalam hati.

GARNIER, MEMANG MENGERTI AKU



Garnier, jadi inget pengalamanku pertama pakai garnier. Biasa acara senam pagi di kantor yang bikin wajah lengket keringat, nah ada yang kelupaan nih gak bawa sabun wajah. Karena aku butuh , aku cari ke mini market terdekat nah ketemu nih ama.garnier.



Siapapun wanita pasti pengen tampil cantik dan selalu kelihatan segar. Nah...setelah kenal ama garnier gak bete lagi deh. Kemanapun garnier ada di tas tenteng. Bentuknya yang simpel dan elegan jadi mudah dibawa kemana mana. Sehabis ngantor lanjut ada acara kumpul ama temen ya udah tersedia garnier tinggal basuh wajah seger deh
O..ya , aroma garnier itu wow banget...harumnya bikin percaya diri. Apapun aktivitasnya garnierlah temannya.