LINTAS
KOTA ATLAS
Oleh
: Yuni Astuti
Liburan pembuka
tahun baru 2015 , kami awali dengan kebersamaan ke Kota ATLAS alias ke
Semarang. ATLAS merupakan slogan Kota Semarang yang artinya Aman , Tertib,
Lancar, Asri dan Sehat . Rencana liburan ke Semarang ini sudah lama ingin kami
ujudkan dan sekarang baru kesampaian .
Dari rumah kami
sekeluarga berangkat jam 06.15 . Mobil yang membawa kami melaju dengan mulus
meninggalkan kota Solo menuju tujuan pertama kami ....tentunya mampir sarapan
dulu di Soto Boyolali. Setelah perut terisi , kami langsung menuju kota
Semarang .
Dengan adanya
jalan tol yang menuju ke Kota Semarang, perjalanan yang biasa ditempuh 3-4 jam
dari Solo. Sekarang Cuma 2,5 jam saja dan Alhamdulillah waktu itu jalanan tidak
begitu padat sehingga kemacetan di beberapa titik yang biasa macet tidak ada.
Pukul 09.00 kami sudah masuk tol
Semarang.
Setelah keluar
tol , kami menuju ke tujuan pertama yaitu Klenteng SAM POO KONG. Dari pintu
keluar tol kira – kira 30 menit perjalanan. Akhirnya kami sampai di tujuan
wisata klenteng SAM POO KONG yang
terletak di JL.Simongan Raya No. 129, Semarang, Jawa Tengah, yang biasa di
sebut juga Gedong Batu. Klenteng dengan
warna dinding merah kuning dan ornamen
yang khas Cina , membawa anganku berasa lagi berada di Negri Cina . Dengan
tempat parkir yang nyaman dan luas , merupakan daya tarik tersendiri . Sampai
di pintu masuk Klenteng, kami membeli tiket masuk plataran cukup dengan
membayar Rp. 3.000,- per orang. Di halaman yang cukup luas terdapat bangunan
klenteng utama dan gua Sam Poo Kong, Klenteng Tho Tee Kong, dan tempat
penjualan suvenir .Konon tempat ini adalah tempat persinggahan Laksamana Cheng
Ho, seorang penjelajah asal Tiongkok yang beragama Islam , ini dibuktikan
dengan adanya bedug di dalam area klenteng .
Begitu kita
memasuki halaman Klenteng kita akan langsung melihat Monumen Laksamana Cheng Ho
berdiri dengan megah . Beberapa saat
kami berfoto dan membeli gantungan kunci yang sudah mejadi kebiasaanku
mengkoleksi setiap melakukan perjalanan. Aku membeli 2 gantungan kunci khas SAM
POO KONG , dengan harga yang terjangkau ada yang Rp. 5.000,- ada juga yang
Rp.10.000,-. O..ya, di tempat suvenir ini juga menyediakan persewaan pakaian
kebesaran Cina lengkap dengan mahkota dan pernak perniknya. Wisatawan yang
ingin mengabadikan gambarnya dengan pakaian kebesaran itu , siap dipandu oleh
pemandu wisata dengan pengarah gaya dan foto grafernya. Seru bukan...? Dan kami
pun meninggalkan klenteng dengan kenangan foto yang terekam di kamera.
Tujuan wisata
yang ke-2 adalah Kota Lama. Dimana di kota lama ini , masih banyak bangunan
peninggalan jaman Belanda yang dilestarikan yang paling populer adalah “Gereja
Blenduk” karena bentuk atap gereja yang
seperti kubah . Sampai sekarang Gereja Blenduk masih digunakan sebagai tempat
ibadah .Disekitar Gereja Blenduk banyak bangunan perkantoran yang orisinil
peninggalan jaman Belanda. Di Kota lama ini juga terdapat komunitas veteran
yang lengkap dengn seragam ala tentara Belanda dengan sepeda kebonya dan topi
Belanda. Emmm...wow banget deh melihat semangat bapak – bapak atau kakek kakek ini
yang masih berkobar itu yang harus kita contoh. Aku tidak menyia-nyiakan momen
ini, dengan minta ijin pemiliknya aku berfoto dengan sepeda kebo dan topi
Belanda , eeeit....ternyata kakek veteran
mau juga diajak foto. Jepret ...jepret, makasih ya kek...senyum yang
menawan di hadiahkan untukku.
Setelah
mengelilingi kawasan Kota Lama , kami menuju sudut kuliner yang sudah siap
dengan sajian Es TemPoe Doeloe dan Mie Godog khas Semarang dan kerak telur
(khas Jakarta kali) yang mangkal di sekitar Gereja Blenduk.. Dengan nikmatnya
kami menyantap hidangan yang sudah tersaji. Untuk harga , jangan takut masih
harga lokal . 1 porsi mie Rp 10.000,- dan esnya Rp.7.500,- untuk kerak telurnya
agak mahal Rp.15.000,- Nah selamat mencoba kalau mampir ke Semarang.
Dari Kota Lama
kami lanjut ke Masjid Agung Simpang Lima untuk sholat Dhuhur. Setelah sholat kami
jalan – jalan ke Mall di kawasan simpang lima, untuk menunggu waktu menjelang
sore biar gak terlalu panas. Pukul 14.30 , kami lanjut ke Pantai Marina di
pesisir utara Kota Semarang. Disana banyak terlihat orang yang sedang mancing
ikan , karena memang kawasan pantai Marina sudah di bangun untuk tempat wisata
pancing . Angin pantai yang berhembus menambah betah kami untuk duduk berlama –
lama menikmati pemandangan pantai dengan beberapa kapal yang berlabuh di
dermaga .Kalau kita ingin membeli ikan bandeng segar hasil pancingan cukup
dngan membayar Rp. 25.000,- per kilonya. Hari menjelang senja , kamipun meninggalkan
pantai Marina menuju Masjid Agung Jawa Tengah yang biasa disingkat MAJT. Kami
ingin jama’ah Maghrib di MAJT tapi ternyata waktunya masih lama untuk menunggu
Maghrib, sambil menunggu waktu sholat Maghrib kami berfoto di plataran MAJT
yang megah dan indah. MAJT ini merupakan Masjid kebanggan masyarakat Jawa
Tengah yang terletak di Jalan Gajah Raya. Masjid ini memiliki 6 payung elektrik
raksasa yang dapat terbuka secara otomatis . Selain itu MAJT juga terdapat
menara Al Husna. Di halaman parkir Masjid ada toko – toko penjual suvenir ,
seperti biasa tak kan kusia –siakan berburu gantungan kunci khas Masjid Agung
Jateng. Dan aku menemukan gantungan kunci miniatur masjid seharga Rp 10.000,-
Waktu semakin
petang dan saatnya untuk berkuliner di daerang Citarum Semarang yang terkenal
dengan menu pepesnya. Kamipun menikmati makan malam dengan pepes ikan peda , sambel
trasi, cumi goreng dan wedang jeruk.
Alhamdulillah ..nikmat sekali, mak nyusss.
Selepas sholat
Maghrib , kami lanjut ke Lawang Sewu
yang terletak di kawasan Tugu Muda
merupakan bekas kantor Kereta Api Indonesia (KAI) yang memiliki banyak
pintu . Lawang dalam Bahasa Jawa yang berarti pintu dan Sewu dalam Bahasa Jawa
yang berarti seribu. Lawang Sewu memiliki ruang dibawah tanah yang bisa kita
telusuri bagi yang mau uji nyali. Karena tempat yang gelap dan sempit ini bekas
penjara dulu waktu jaman Belanda . Selain tempat bawah tanah , Lawang Sewu juga
mempunyai tempat yang berada di atas atap. Wisatawanpun bisa menelusurinya.
Bangunan yang sekarang mulai diremajakan dengan renovasi dan pemeliharaan ,
menambah cantik suasana di sekitar Lawang Sewu.
Sebagai penutup
liburan di Kota ATLAS ini tak lupa kami membeli oleh – oleh khas Kota Semarang
. Apalagi kalau bukan Bandeng presto, lumpia dan wingko babat. Kawasan oleh –
oleh sepanjang Jalan Pandanaran menjadi tujuan kami. Bandeng presto harga perkilonya Rp. 85.000,-
ada yang isi 5 ekor dan 6 ekor. Untuk lumpia dari harga Rp.9.000,- sampai
dengan Rp. 12.000,- sedang untuk wingko babatnya harga bervariasi dari
Rp.20.000/pak sampai dengan Rp.35.000,-/pak.
Alhamdulillah
liburanku bersama keluarga berjalan dengan lancar dan kamipun meluncur
meninggalka Kota Semarang menuju ke Solo.
Semoga tulisan
ini bisa menjadi referensi teman – teman yang merencanakan untuk berlibur ke
Semarang. Terima Kasih.
Halo Semarang We are coming. keren postingannnya hmm kira kira kalu backpakeran berpa ya badgetnya.???
BalasHapusBawa sangu yang banyak aja uti...biar oleh - olehnya juga banyak..hehehe
BalasHapus